Wednesday, November 12, 2008

Maaf Sobat, (ku hanya bisa tertawa)


Kau sejenak tertawan,
di hijau ranggas ilalang..
tak peduli perih besatan dedaunnya.
kau sejenak tertawan,
di buaian angin padang...
tak peduli terik sengat mentarinya.
Ah...dunia terasa dekat dengan surga
(sempat kudengar senyum igaumu...
diantara selaksa nasehatku!!)



kini..
ku hanya bisa tertawakan tangismu
ketika tlah tercarut marut kulitmu...
ketika tlah terbakar hangus tubuhmu...
ku hanya bisa tertawa...
(maaf, sobat) ku hanya bisa tertawa..
karena tak bisa lagi menolongmu...

(Hei Sobat, kadang, kita tak perlu menangis bersama....)